BUNGA JAGUNG
MAKALAH
Disusun untuk
memenuhi tugas Matakuliah Morfologi Tumbuhan
yang dibina oleh Ibu
Susriati Mahanal
Oleh
Inti Firdaus
(110341421567)
Novita Rizky Akmalia
(110341421570)
Offering C
The Learning University
UNIVERSITAS NEGERI
MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA
DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Oktober 2012
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Jagung (Zea
mays) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting selain
gandum dan padi, yaitu sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan
Selatan. Jagung juga sebagai alternatif sumber makanan di Amerika Serikat.
Penduduk beberapa daerah di Indonesia juga menggunakan jagung sebagai pangan
pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan
ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil makanannya dari biji, di buat
tepung (dari tepung biji), bahan baku industri (dari tepung biji dan tongkolnya
). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan
furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai
bahan farmasi (Dahlan, 1992).
Jagung memiliki
bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman
(monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Bunga
jantan tumbuh di bagian puncak tanaman atau pada malai
bunga di ujung tanaman berupa karangan bunga
(inflorescence), yang ditandai dengan adanya rambut atau tassel dan bunga
betina terletak di ketiak daun dan akan mengeluarkan stil dan stigma (Idris,
Zainal, Mohammad, Lassim, Norman dan
Hashim,1982 dalam Universitas Sumatra Utara).
Jagung yang kita konsumsi ternyata adalah bagian dari
bunga betina, sedangkan bunga jantannya berada pada pucuk tanaman dan berupa
bulir-bulir mirip padi. Pada hasil laporan praktikum pengamatan bunga betina
dan jantan jagung diharapkan ke depannya pembaca dapat mengetahui struktur
morfologi bunga jantan jagung dan bunga betina jagung. Selain itu juga, pembaca
dapat membuat rumus bunga dan menggambar diagram bunga.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
struktur morfologi pada bunga jantan Zea
mays?
2. Bagaimana
struktur morfologi pada bunga betina Zea
mays?
C.
Tujuan
1. Untuk
memahami struktur morfologi pada bunga
jantan Zea mays.
2. Untuk
memahami struktur morfologi pada bunga
betina Zea mays.
D.
Dasar
Teori
Jagung merupakan
tanaman semusim (annual). Satu kali siklus hidupnya berkisar antara 80 – 150
hari. Paruh pertama pertumbuhan jagung merupakan tahap pertumbuhan vegetatif
dan paruh kedua merupakan tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung
bervariasi tergantung dari varietas dan lingkungan tempat tumbuhnya. Meskipun
umumnya tanaman jagung berketinggian antara 1 meter sampai 3 meter, ada
varietas yang dapat mencapai ketinggian 6 meter. Akar tanaman jagung tergolong
akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 meter, meskipun sebagian besar ada
pada kisaran 2 meter. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif
dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman. Batang
jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu tetapi tidak
seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga
tanaman berbentuk roset. Batang berbentuk ruas dan terbungkus oleh pelepah daun
yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak mengandung banyak
lignin (Wenny,2007).
Daun jagung
adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun
terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada
yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang
khas dimiliki familia Poaceae. Setiap
stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan
penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun. Jagung
memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman
(monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur bunga khas yang disebut
floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal:gluma).
Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence).
Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam
tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada
umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun
memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan
lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik.Bunga
jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada
bunga betinanya (protandri) (Wenny,2007).
Bunga betina
tersusun dalam tongkol yang tumbuh diantara batang dan pelepah daun (Suprapto,
1999). Bunga betina ini biasanya disebut tongkol selalu dibungkus
kelopak-kelopak yang jumlahnya sekitar 6-14 helai (Wakman dan Burhanuddin,
2007).Pada umumnya, satu tanaman hanya
dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga
(Suprapto, 1999).
Bunga jantan terletak dipucuk. Bunga jagung
tergolong bunga tidak lengkap karena struktur bunganya tidak mempunyai petal dan sepal dimana organ bunga jantan
(staminate) dan organ bunga betina (pestilate ) tidak terdapat dalam satu bunga
disebut berumah satu (Sudjana, Rifin dan Sudjadi, 1991).
Berdasarkan jumlah bunga dapat
dibedakan menjadi bunga tunggal (planta uniflora) dan bunga majemuk (planta
multiflora). Bunga majemuk dapat dibedakan menjadi bunga majemuk tak berbatas
(monochasial, dichasial, pleiochasial, racemus, spica, amentum, spadix, umbella,
corymbus,capitulum, hypanthodium, panicula, corymbus ramosus, umbella coposita,
tongkol majemuk, bulir majemuk), bunga majemuk berbatas (dichasium,cincinnus,
bostryx, drepanium, rhipidium) dan bunga majemuk campuran. Bagian-bagian dari
bunga adalah pedicellus, receptaculum, perianthium (kalyx, corolla), androecium
dan gynaecium. (Tjitrosoepomo, 2005).
Berdasarkan kelengkapan
bunga, dapat dibagi menjadi 2 yaitu bunga lengkap (flos completusl) dan tidak
lengkap (flos incompletus). Kelamin bunga dibedakan menjadi 3 yaitu
hermaphroditus, unisexualis (flos masculus, flos femineus), bunga mandul.
Pembagian tempat antara bagian bunga yang satu dengan bunga yang lan adalah
tersebar, cyclis, hemicyclis, alternatio, superpositio. Simetri pada bunga
dibagi atas asimetris, zygomorphus, disimetris dan actinomorphus. Letak daun
mahkota atau kelopak dengan sesamanya dapat dibagi menjadi aperta, valvata,
induplicativa, reduplicativa dan imbricata
(Tjitrosoepomo, 2005).
Berdasarkan
letak bakal buah pada dasar bunga dapat dibagi menjadi superus, inferus dan
semi inferus. Perlekatan antar mahkota, kelopak dan tenda bunga dapat
digolongkan menjadi gamosepalus, gamopetalus, gamotepalus, polisepalus,
polipetalus dan politepalus. Melihat simetrinya, bentuk kelopak dapat dibedakan
dalam dua golongan yaitu actnomorphus dan zygomorphus. Mengenai duduknya benang
sari terhadap daun-daun tajuk ada dua kemungkinan, diplostemon atau
obdiplostemon. Kedudukan benang sari dapat dibagi menjadi eisepal dan epipetal.
Melihat jumlah berkas filamentum dapat igolongkan menjadi monadhelpus dan
diadelphus. Sedangkan putik, berdasarkan banyaknya daun buah yang menyusun bisa
digolongkan di simplex atau compositus. Tembuni pada bunga berdasarkan letaknya
dapat digolongkan menjadi marginal, lminal, parietal, central dan aksilar (Tjitrosoepomo,
2005).
E.
Tempat
1. Pengambilan
bunga betina jagung di Kabupaten Trenggalek.
2. Pengambilan
bunga jantan jagung di Desa Pleret Kota Pasuruan.
F.
Hari/Tanggal
Senin, 29 Oktober 2012
G.
1.
Menyiapkan bunga jagung betina dan bunga
jagung jantan.
|
·
Menentukan tipe perbungaan masing-masing
·
Menghitung jumlah bunga pada satu tangkai dan
urut-urutan mekarnya bunga.
·
Mengelompokkan menjadi bunga majemuk berbatas
atau tak berbatas.
·
Mengamati bunga jagung pada kelengkapan bunga,
keadaan bunga, aetvatio, andresium, ginesium dan plasenta.
2.
Menyiapkan bunga jagung betina dan bunga
jagung jantan.
|
·
Menganalisis dan membahas data hasil pengamatan
bunga betina dan jantan jagung.
·
Menentukan rumus bunga jantan dan betina serta
menggamar diagram bunganya.
3.
Menyimpulkan hasil pembahasan dan analisis
data tentang bunga betina dan jantan jagung
|
H.
Data
Aspek
|
Bunga jantan
|
Bunga betina
|
1. Identifikasi
bunga
|
Majemuk tak berbatas (bulir
majemuk)
|
Majemuk tak berbatas
(spadix)
|
2. Kelengkapan
bunga
|
a. Flos
incompletus
b. Flos
unisexual
c. Flos
masculus
d. Planta
monoecius
|
a. Flos
incompletus
b. Flos
unisexualis
c. Flos
feminius
d. Planta
monoecius
|
3. Keadaan
bunga
|
a. Siklis
b. Aktinomorphus
c. Politepalus
|
a. Siklis
b. Alternatio
c.
Asimetricus
d. Politepalus
|
4. Andresium
|
a. Diadelphus
|
Tidak memiliki andresium
|
5. Ginesium
|
Tidak memiliki gensium
|
a. Simplex
b. Superus
c. Apokap
|
6.
Plasenta
|
Tidak memiliki plasenta
|
Marjinalis
|
7.
Rumus
bunga
|
♂, *, P4, A3+3, G0
|
♀, P3, G1
|
Diagram bunga jagung
jantan
|
Diagram bunga jagung
betina
|
|
|
BAB
II
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang
dilakukan, bunga betina dan jantan pada jagung merupakan bunga majemuk tak
berbatas karena ibu tangkainya dapat tumbuh terus, dengan cabang-cabang yang
bercabang lagi atau tidak (Tjitrosoepomo, 2005). Bunga betina pada bunga jagung
merupakan tongkol yang terdapat pada bunga tersebut, sedangkan bunga jantan
merupakan bulir-bulir yang ada di ujung sumbu tanaman jagung.
Ditinjau dari kelengkapan bunganya masuk ke dalam bunga
tidak lengkap atau bunga tidak sempurna (Flos
incompletus), karena salah bagian benang sari tidak ada di dalam bunga
betina jagung dan putik tidak ada pada bunga jantan jagung.
Dalam satu tumbuhan jagung memiliki bunga jantan dan bunga
betina sehingga disebut Planta monoecius
(Tjitrosoepomo, 2005). Berdasarkan letak dan susunan bagian bunga, bunga jagung
betina dan bunga bunga jantan tersusun dalam lingkaran (cyclis). Bertalian
dengan simetrinya bunga betina pada jagung termasuk asymetricus karena pada bunga betina tidak dapat dibuat satu bidang
simetri. Sedangkan pada bunga jantan jagung termsuk dalam aktinomorphus karena
dapat dibuat banyak bidang simetris. Bunga betina dan jantan pada jagung
sebenarnya memiliki kelopak dan mahkota tetapi diantara keduanya tidak dapat
dibedakan dalam kelopak dan mahkota, hiasan bunga seperti ini disebut dengan
tenda bunga perigonium. Letak antar perigonium adalah adalah politepalus,
karena tidak berlekatan.
Alat kelamin betina pada bunga jagung memiliki lebih dari
dua daun buah sehingga disebut putik tunggal (simplex). Menurut letak ginesium
terhadap dasar bunga, bakal buah duduk di atas dasar bunga (superus).
Perlekatan daun-daun buah yang membentuk putik pada bunga betina jagung disebut
apokarp karena perlekatan daun buah
membentuk satu ruang saja. Letak tembuni (plasenta) termasuk tipe marjinalis,
yaitu terletak di tepi daun buah (Tjitrosoepomo, 2005).
Alat kelamin jantan pada bunga jagung termasuk dalam
diadelhus karena benang sari terbagi menjadi dua kelompok dengan tangkai yang
berlekatan dengan masing-masing dalam masing-masing kelompok (Tjitrosoepomo,
2005)
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Bunga
jantan jagung merupakan bunga majemuk tak terbatas – bulir majemuk. Kelengkapan
bunga termasuk flos incompletus, flos unsexual, flos masculus dan planta
monoecius. Keadaan bunga jantan jagung adalah siklis, aktinomorphus dan
politepalus. Andresium termasuk diadelphus. Bunga jantan jagung tidak memiliki
ginesium dan plasenta. Rumus bunga untuk bunga jantan jagung adalah ♂, *, P4, A3+3, G0
2. Bunga
betina jagung adalah bunga majemuk tak terbatas – spadix. Kelengkapan bunga
betina jagung adalah flos incompletus, flos unisexualis, flos feminius dan
planta monoecius. Keadaan bunga betina jagung adalah siklis, alternatio,
asimetricus dan politepalus. Ginesium pada bunga betina jagung adalah simplex,
superus dan apokarp. Plasenta termasuk marjinalis. Rumus bunga untuk bunga
betina jagung adalah ♀, P3,
G1
B.
Saran
1. Dibutuhkan
bimbingan dari asisten dosen atau dosen untuk pengamatan.
2. Dibutuhkan
literatur yang cukup lengkap dna terpercaya untuk pengamatan, karena literatur
yang didapatkan seringkali berbeda-beda sehingga menyulitkan praktikan untuk
memperoleh suatu kesimpulan.
3. Pengamatan
sebaiknya dilakukan di dalam laboratorium, karena bunga cukup kecil sehingga
dibutuhkan mikroskop stereo dan lup yang tidak dimiliki praktikan untuk
melakukn praktikum.
DAFTAR RUJUKAN
Dahlan,M. 1992. Pembentukan Benih Jagung Hibrida.
Malang : Balai Penelitian Pangan.
Tjitrosoepomo, G. 2005. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press
Universitas Sumatra Utara. 2011. Bunga Jagung. (online) http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23043/5/Chapter%20II.pdf
. Diakses tanggal 28 Oktober 2012
Wenny. 2007. Manfaat Jagung Muda.(online)http://www.mail-archive.com/balita-anda@balita-anda.com/.
Diakses tanggal 28 Oktober 2012
makasih artikelnya
BalasHapusKata mutiara
sama2, semoga bermanfaat
Hapus