Sabtu, 11 Agustus 2012

GULUNGAN WAKTU

mengapa harus tau jika tak tau itu baik?

pada zaman dahulu, hiduplah seorang anak yang seringkali merasa bosan. dia bosan setiap harus pergi ke sekolah, mendengarkan pelajaran, baginya itu adalah hal yang sangat tidak menyenangkan. iri rasanya dia melihat  orang2 dewasa yang tidak perlu lagi pergi ke sekolah, mengerjakan PR atau pun disuruh2 orang tua. dia jenuh dengan kahidupannya, dia bosan jika harus sendirian d rumah dan dilarang orang tuanya untuk keluar, "enak ya jadi orang dewasa, gag perlu sekolah, gag perlu ngerjakan PR, gag dilarang ngapa2in, seandainya saja aku bisa mempercepat waktu."

paada suatu ketika dia tidur dimalam hari, dia bermimpi
dia sedang duduk di bawah pohon yang rindang di hamparan sawah yang sejuk. seorang kakek mendatanginya, "wahai anak muda, apakah kamu ingin mempercepat waktu?"... "iya kek, aku bosan setiap hari harus pergi sekolah, aku ingin menjadi dewasa"..."baiklah, aku akan memberimu gulungan waktu".. kakek tersebut memberikan gulungan benang wol yang rapi berwarna putih ..."apa ini kek?" tanya anak tersebut ..."ini gulungan waktu dimana ketika kamu ingin mempercepat waktu, kamu tinggal menarik ujung benang ini, maka waktu akan segera berlalu, tapi ingat, waktu yang sudah kamu tarik, tidak dapat kamu gulung kembali, dengan kata lain kamu tidak dapat mengulang waktu"... anak tersebut sangat senang "terima kasih ya kek"..."hati2 menggunakannya" itulah pesan terakhir dari sang kakek.

si anak sangat senang melihat benang tersebut. senang membayangkan apa yang dia inginkan bisa terpenuhi, membayangkan tidak perlu bersekolah lagi setiap hari. dia pun pulang dengan langkah riang, sesampainya di rumah ia mencoba menarik benang tersebut sedikit. seketika dia merasa pusing lalu ia memejamkan mata, ketika matanya terbuka hari telah berganti. dia amat senang melihat benda pemberian kakek itu bekerja, hari itu pun dia pergi ke sekolah, sesampainya di sekolah, dia bosan mendengarkan guru mengajar, dia pun diam2 menarik benang wol itu, seketika waktu pulang sekokah tiba, dia sangat senang. sesampainya di rumah, sang ibunya menyuruhnya untuk membeli gula ke warung ketika dia sedang menonton TV, ia teriangat kembali pada benag tersebut dan menariknya, seketika waktu tidur malam tiba, ia bahkan tidak perlu mengerjakan PR. saat pagi tiba, dia malas untuk pergi ke sekolah, ia menarik benang itu panjang sekal, seketika ia melihat dirinya telah tumbuh dewasa, memiliki istri dan anak. betapa senangnya dia sudah beranjak dewasa. ketika bekerja di kantor, ia jengah harus dimarahi atasan, ia pun kembali menarik benangnya yang kini tinggal setengah gulungan. begitu seterusnya ia memanfaatkan benang itu, tanpa pikir panjang ia selalu menarik benang ketika merasa bosan ataupun sedang dalam masalah. hingga tiba masa tuanya, benang wolnya tinggal beberapa centi lagi, tiba2 dia merasa menyesal, menyadari ajalnya sudah dekat, dia menyesal melewatkan masa hidupnya begitu cepat, tanpa benar2 menikmati apa yang pernah dia lalui, tanpa sedikit pun kenangan manis masa remaja atau pun masa dewasa. tapi semua penyesalan itu terlambat, ia tidak dapat menggulung kembali benang yang sudah ditarik. ia sangat menyesal dan berharap bertemu kakek yang memberinya benang itu, hingga di detik2 menuju kematiannya ia bertemu kakek itu dan kakek itu pun berkata "bkankah sudah aku katakan untuk menggunakannya dengan bijak? lalu mengapa kau menggunakannya tanpa henti?"..."aku menyesal kek, aku hanya ingin segera melewati masa2 sulitku dan segera mencapai masa bahagiaku."..."lalu apakah sekarang kau bahagia?"..."tidak."...."semoga ini menjadi pelajaran bagimu" ketika kakek itu pergi dia pun terbangun dan amat sangat senang melihat dirinya menjadiseorang anak kecil sama persis ketika benang itu pertama kali diberikan. ia terbangun dari tidurnya, bersyukur menyadari itu semua hanya mimpi, ia sudah tidak menginginkan benang wol itu lagi, tapi betapa terkejutnya ia ketika di genggaman tangan kanannya, ia melihat gulungan benang wol itu, masih tebal dan panjang, ia pun menyimpan benang itu dan tidak pernah menggunakannya.

PESAN : menikmati dan mensyukuri apa yang ada saat ini, biar baik atau pun buruk, karena itu lah yang akan menjadi indah di masa yang akan datang.