Sabtu, 03 November 2012

MORFOLOGI DAUN MAJEMUK



DAUN MAJEMUK
LAPORAN PRAKTIKUM
Disusun untuk memenuhi tugas Matakuliah Morfologi Tumbuhan
yang dibina oleh Ibu Susriati Mahanal


Oleh
Inti Firdaus (110341421567)
Novita Rizky Akmalia (110341421570)
Offering C





logo um 1.jpg
The Learning University



UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
September 2012




A. PENDAHULUAN
Daun merupakan istilah yang digunakan untuk bagian tumbuhan yang bentuknya seperti lembaran pipih dan umumnya berwarna hijau bila terpapar cahayadan udara. Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batangumumnya berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagaipenangkap energi dari cahaya matahari untuk fotosintesis. Daun merupakan organterpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya. Daun juga mempunyaimempunyai bagian-bagian yang berperan penting untuk membantu prosespertumbuhan pada tumbuhan.
Secara morfologi dan anatomi daunmerupakan organ tumbuhan yang paling beragam. Daun merupakan organ tanamanyang berfungsi untuk fotosintesis, penguapan (transpirasi), dan transportasi. Dauntersusun atas beberapa macam jaringan seperti epidermis, parenkim dan ikatanpembuluh (xilem dal floem).Mulut daun (stomata), yang berfunngsi untuk pertukaran gas. stomata iniumumnya terdapat dibagian daun membuka dan menutupnya stomata diatur olehtekanan turgor. Warna hijau pada daun berasal dari kandungan klorofil pada daun.Klorofil adalah senyawa pigmen yang berperan dalam menyeleksi panjanggelombang cahaya yang energinya diambil dalam fotosintesis. Daun merupakanorgan terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendirimelalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia
Daun dibedakan menjadi dua, yaitu daun tunggal dan daun majemuk. Dalam makalah ini akan dibahas tentang daun majemuk beserta bagian-bagiannya, penggolongannya, dan perkembangan dari daun majemuk

B. RUMUSAN MASALAH
1.      Apakah daun majemuk itu?
2.      Bagaimana bagian- bagian dari daun majemuk?
3.      Bagaimana penggolongan daun majemuk?
4.      Bagaimana perkembangan daun majemuk tersebut?


C. TUJUAN
1.      Mengetahui dan memahami daun majemuk
2.      Mengetahui dan memahami bagian- bagian dari daun majemuk
3.      Mengetahui dan memahami penggolongan daun majemuk
4.      Mengetahui dan memahami perkembangan daun majemuk

D. DASAR TEORI
Daun majemuk dipandang seperti daun tunggal yang memiliki torehan begitu dalam sehingga bagian satu dan bagian yang lain terpisah dan masing-masing merupakan helaian dauntersendiri. Daun majemuk memiliki tangkai yang bercabang-cabang dan pada cabang inilah terdapat helaian daun. Berbeda dengan daun tunggal, daun majemuk memiliki kekhususan tersendiri pada bagian-bagian penyusun daunnya. Bagian-bagian yang dapat dijumpai pada daun majemuk yaitu:
a. Ibu tangkai daun (petiolus communis)
Yaitu bagian daun majemuk yang menjadi tempat duduknya anak daun. Ibu tangkai daun dapat dipandang merupakan penjelmaan tangkai daun tunggal ditambah dengan ibu tulangnya. Oleh sebab itu, kuncup ketiak yang daunnya merupakan daun majemuk letaknya juga pada ketiak ibu tangkai pada batang.
b. Tangkai anak daun (petiololus)
Yaitu cabang-cabang ibu tangkai yang mendukung anak daun. Bagian ini dapat dianggap sebagai penjelmaan pangkal suatu tulang cabang pada daun tunggal, oleh sebab itu pada ketiaknya tidak pernah muncul suatu kuncup.
c. Anak daun (foliolum)
Bagian inilah yang dipandang sebagai lamina daun yang karena dalamnya torehan sehingga terpisah menjadi lamina-lamina kecil. Anak daun pada daun majemuk lazimnya memiliki tangkai daun yang kecil sehingga seolah duduk pada ibu tangkai.
d. Upih daun (vagina)
Yaitu baigian bawah ibu tangkai yang biasanya melebar dan memeluk batang.
Beberapa hal lain yang biasanya nampak pada daun majemuk yaitu: Pada daun majemuk semua anak daun terjadi bersama-sama dan runtuh bersama-sama, sedangkan pada daun tunggal tidak memiliki umur maupun besar yang sama sehingga tentu saja tidak akan runtuh bersama-sama.
    Pada suatu daun majemuk seperti daun tunggal juga terdapat pertumbuhan yang terbatas, artinya tidak bertambah panjang lagi dan tidak memiliki kuncup.Tidak ada kuncup pada ketiak anak daun.
Menurut susunan anak daun pada ibu tangkainya, daun majemuk dapat dibedakan dalam 4 golongan, yaitu:
A.   Daun majemuk menyirip (pinnatus)
Daun majemuk menyirip ialah daun majemuk yang anak daunnya terdapat dikanan kiri ibu tangkai daun. Jadi tersusun seperti sirip pada ikan.
Daun majemuk menyirip dapat dibedakan lagi menjadi beberapa macam:
1.      Daun majemuk menyirip beranak daun satu (unifoliolatus) : daun jeruk
2.      Daun majemuk menyirip genap (abrupte pinnatus) : daun asam
3.      Daun majemuk menyirip gasal: mawar, pacar cina
Daun majemuk menyirip (pinnatus) berdasarkan kedudukan  anak daun
1.      Daun Majemuk menyirip dengan anak daun yang berpasang-pasangan,
2.      Menyirip berseling, yaitu jika anak daun pada ibu tangkai duduknya berseling
3.      Menyirip berselang seling (interrupte pinnatus), yaitu jika anak-anak daun pada ibu tangkai berselang-seling pasangan anak daun yang lebar dengan pasangan anak daun yang sempit, misalnya pada anak daun tomat (Solanumlycopersicum L.)
Daun Majemuk Ganda
Pada daun majemuk dapat pula terlihat, bahwa anak daun tidak langsung duduk pada ibu tangkainya, melainkan pada cabang ibu tangkai tadi. Dalam hal demikian, dan majemuk lalu dinamakan daun majemuk rangkap atau daun majemuk ganda. Biasanya hanya daun majemuk menyiriplah yang dapat mempunyai sifat demikian, oleh sebab itu apabila ada daun majemuk ganda, maka biasanya adalah daun majemuk yang menyirip.
Daun majemuk menyirip ganda dapat dibedakan menurut letak anak daun pada cabang tingkat beberapa dari ibu tangkainya. Dengan demikian daun majemuk menyirip ganda dapat dibedakan dalam:
1.      Majemuk menyirip ganda dua (bipinnatus), jika anak daun duduk pada cabang tingkat satu ibu tangkai,
2.       Majemuk menyirip ganda tiga (tripinnatus), jika anak – anak daun duduk pada cabang tingkat dua dari ibu tangkai,
3.      Majemuk menyirip ganda empat,
pada umumnya jarang dapat ditemukan daun yang menyirip ganda lebih dari tiga.
Daun menyirip ganda dibedakan lagi dalam:
1.      Daun menyirip ganda sempurna , yaitu jika tidak ada satu anak daunpun yang duduk pada ibu tangkai.
2.      Daun menyirip ganda tidak sempurna, jika masih ada anak daun yang duduk langsung pada ibu tangkainya.
Yang menyirip ganda tidak sempurna biasanya hanyalah daun majemuk yang menyirip gasal saja, sedangkan daun menyirip ganda sempurna, biasanya menyirip genap.
Berikut diberikan beberapa contoh daun yang menyirip ganda:
1.      daun majemuk menyirip genap dua dengan sempurna, misalnya daun kembang merak (Caesalpina pulcherrima Sw.) dan daun lamtoro (leucaena glauca Benth)
2.      daun majemuk menyirip gasal ganda dua daun tidak sempurna, misalnya daun kirinyu (Sambucus javanica Bl.)
3.      daun majemuk menyirip gasal rangkap tiga tidak sempurna, misalnya daun kelor (Moringa oleifera lamk)
B.  Daun majemuk menjari (palmatus)
Daun majemuk menjari ialah daun majemuk yang semua anak daunnya tersusun memencar pada ujung ibu tangkai. Berdasarkan jumlah anak daunnya, daun majemuk menjari dapat dibedakan
1.      Beranak daun dua (bifoliolatus), pada ujung ibu tangkai terdapat dua anak daun, misalnya daun nam-nam (cynometra caulifora L.)
2.      Beranak daun tiga (trifoliolatus), pada ujung ibu tangkai terdapat tiga anak daun, misalnya pada pohon para (Hevea brasiliensis Mueli)
3.      Beranak daun lima (quinquefoliolatus), pada ujung ibu tangkai terdapat lima anak daun, misalnya daun maman (Gynandropsis pentandra Gaertn)
4.      Daun majemuk menjari ganda
Daun majemuk menjari beranak daun tiga ganda dua (biternatus) : Aegopodium, Aquilegia vulgaris .
C.      Daun majemuk bangun kaki  (pedatus)
Daun ini mempunyai susunan seperti daun majemuk menjari, tetapi dua anak daun yang paling pinggir tidak duduk pada ibu tangkai, melainkan pada tangkai anak daun yang disampingnya : Arisaema filiforme (Araceae).
D.      Daun majemuk campuran (digitato pinnatus)
Daun majemuk campuran adalah suatu daun majemuk ganda yang mempunyai cabang – cabang. Pada ibu tangkai, terdapat anak-anak daun yang tersusun menyirip. Contoh daun majemuk campuran adalah daun sikejut (Mimosa pudica L.)

E. TEMPAT
            Kanopi Biologi (O5) FMIPA UM

F. HARI/TANGGAL
            Jumat, 21 September 2012

G. CARA KERJA
            1. Menyiapkan semua bahan yang telah ditentukan
            2. Mengamati tipe masing-masing daun majemuk berdasarkan susunan                        anak daun pada ibu tangkainya

H. DATA
Daun Majemuk          
Hal.

Palem kuning (Chrysalidocarpus lutescens )

Filisium
(Filicium decipiens)
Randu
(Ceiba pentandra)
Kembang merak
(Caesalpinia pulcherrima)
Turi
(Sesbania grandiflora)
Putri Malu
(Mimosa pudica)
Susunan anak daun pada ibu tangkai
Menyirip
Menyirip
Menjari
Menyirip
Menyirip
Menjari, berupa tangkai yang beranak daun
Jumlah anak daun
Genap
Genap
5-7 helai
Genap
Genap
Genap
Ujung ibu tangkai
Terputus
Terputus
-
Terputus
Terputus
Menjari, berupa tangkai yang beranak daun
Tipe daun majemuk
Menyirip genap (Abrupte pinnatus)
Menyirip genap dengan anak daun berpasangan (Abrupte pinnatus)
Menjari beranak daun tujuh (Septemfoliolatus)
Menyirip genap ganda sempurna (Bipinnatus)
Menyirip genap dengan anak daun berpasangan (Abrupte pinnatus)
Daun majemuk campuran (Septemfoliolatus)

Perkembangan Daun Majemuk Dikotil / Monokotil
Hal.
Palem kuning (Chrysalidocarpus lutescens )
Filisium
(Filicium decipiens)
Randu
(Ceiba pentandra)
Kembang merak
(Caesalpinia pulcherrima)
Turi
(Sesbania grandiflora)
Putri Malu
(Mimosa pudica)
Tonjolan bakal daun
Berbentuk kerah
Berbentuk pasak
Berbentuk pasak
Berbentuk pasak
Berbentuk pasak
Berbentuk pasak
Pangkal bakal daun
Menempati keliling batang cukup panjang
Hanya sedikit melingkari batang
Hanya sedikit melingkari batang
Hanya sedikit melingkari batang
Hanya sedikit melingkari batang
Hanya sedikit melingkari batang
Helaian daun
Terbagi menjadi anak-anak daun
Terbagi menjadi anak-anak daun bertangkai dan menyisakan sedikit berkas daun menempel pada ibu tangkai
Terbagi menjadi anak-anak daun bertangkai
Terbagi menjadi anak-anak daun bertangkai
Terbagi menjadi anak-anak daun bertangkai
Terbagi menjadi anak-anak daun bertangkai

I. PEMBAHASAN
            Daun Majemuk
            Tanaman palem mempunyai beranekaragam jenis, namun pada umunya morfologi pada daun palem hampir sama sehingga penulis mengambil sampel Palem Kuning (Chrysalidocarpus lutescens). Palem kuning (Chrysalidocarpus lutescens) dan sebagian besar palem lainnya memiliki tipe daun majemuk. Berbeda dengan palem kipas (Livistona chinensis) yang memiliki tipe daun tunggal. Pada palem kuning (Chrysalidocarpus lutescens) susunan anak daun pada ibu tangkainya menyirip, jumlah anak daun genap yang dibuktikan dengan ujung ibu tangkai yang terputus. Dari keterangan tersebut, palem kuning (Chrysalidocarpus lutescens) dapat digolongkan pada tipe daun majemuk menyirip genap (Abrupte pinnatus). Hal tersebut sesuai dengan literatur yang kami pelajari (Gembong, 1985) bahwa dapat digolongkan pada tipe daun majemuk menyirip gasal (Abrupte pinnatus).
            Pada tanaman filisium (Filicium decpiens), susunan anak daunnya menyirip, jumlah anak daun genap yang dibuktikan dengan bagian ujung ibu tangkai yang terputus, sehingga tanaman ini mempunyai tipe daun majemuk menyirip genap dengan anak daun berpasangan (Abrupte pinnatus). Hal tersebut sesuai dengan literatur yang kami pelajari (Gembong, 1985) bahwa dapat digolongkan pada tipe daun majemuk menyirip gasal (Abrupte pinnatus).
            Pada tanaman randu (Ceiba pentandra), susunan anak daun pada ibu tangkai adalah menjari, jumlah anak daun 5-7 helai sehingga mempunyai tipe daun majemuk menjari beranak daun tujuh (Septemfoliolatus). Hal tersebut sesuai dengan literatur yang kami pelajari (Gembong, 1985) bahwa dapat digolongkan pada tipe daun majemuk menjari beranak daun tujuh (Septemfoliolatus).
            Pada kembang merak (Caesalpinia pulcherrima), susunan anak daun pada ibu tangkainya menyirip, jumlah anak daun genap tebukti dengan ujung tangkainya yang terputus. Pada anak tangkai tingkat 1 terdapat helaian daun sehingga tanaman ini termasuk ke dalam tipe daun majemuk menyirip genap ganda sempurna (Bipinnatus). Termasuk sempurna karena semua helaian daun berada pada tingkat tangkai yang sama. Hal tersebut sesuai dengan literatur yang kami pelajari (Gembong, 1985) bahwa dapat digolongkan pada tipe daun majemuk menyirip genap ganda sempurna (Bipinnatus).
            Pada tanaman turi (Sesbania grandiflora), susunan anak daun pada ibu tangkainya menyirip, jumlah anak daun genap yang dibuktikan dengan bagian ujung ibu tangkai yang terputus, sehingga tanaman ini mempunyai tipe daun majemuk menyirip genap dengan anak daun berpasangan (Abrupte pinnatus). Hal tersebut sesuai dengan literatur yang kami pelajari (Gembong, 1985) bahwa dapat digolongkan pada tipe daun majemuk menyirip gasal (Abrupte pinnatus).
            Pada tanaman putri malu (Mimosa pudica), susunan anak daun pada ibu tangkainya menjari akan tetapi berupa tangkai yang mempunyai banyak anak daun dan anak daun itu tersusun secara menyirip sehingga dia bertipe daun majemuk campuran karena pada ibu tangkai menjari sedangkan pada anak tangkai menyirip (Gembong, 1985).

            Perkembangan Daun Majemuk
Daun baru berkembang dari primordial daun yang dibentuk pada meristem apeks. Setiap primordial  daun  terbentuk  pada  bagian  panggul  meristem  apeks  pucuk.  Ketika primordial  daun  baru  terbentuk,  primordial  daun  sebelumnya (yang  lebih  tua)  telah melebar secara  progresif,  sebagai  akibat  aktifitas  meristem  di  dalam  daun  itu  sendiri. Interval  waktu  antara  pembentukan  primordial  daun  sebelumnya  dengan  primordial daun berikutnya pada meristem apeks disebut plastokron.
Primordial  daun  pada  tumbuhan  dikotil  biasanya  terbentuk  pada  sebagian kecil dari diameter meristem apeks pucuk, sedangkan pada tumbuhan monokotil, primordial daun terbentuk  dan  berkembang  pada  sekeliling  meristem  apeks  pucuk.  Jadi, daun dikotil yang  sangat  muda  tampak  berbentuk  seperti pasak, sedangkan daun monokotil  tampak seperti kerah baju yang menutupi seluruh apek pucuk .
Primordial  daun  akan  terus  berkembang  ukurannya  secara  berangsur-angsur sehingga mencapai ukuran dan bentuk tertentu. Bertambahnya ukuran daun terjadi sebagai akibat bertambahnya jumlah sel yang diikuti dengan penambahan ukuran sel. Pembelahan sel berbeda-beda  pada  daerah  tertentu  dari  meristem  daun,  sehingga  terjadi aktifitas diferensial dari  meristem  daun  yang  menyebabkan  terbentuknya  bentuk-bentuk  daun yang berbeda.
Pada  awal  perkembangan daun, aktifitas meristem daun menyebabkan  terjadinya perpanjangan daun.  Perpanjangan daun berikutnya terjadi sebagai  akibat aktifitas meristem interkalar. Pelebaran daun (bifacial/dorsoventral)  terjadi bila meristemtepi daun aktif melakukan pembelahan  sel.  Bila  aktifitas meristem  tepi tersebut  terbatas hanya  pada  daerah-daerah  tertentu  saja,  maka  akan terbentuk daun yang  berbagi menyirip atau  majemuk  menyirip. Jadi,  pada  dasarnya  bentuk  daun sangat  tergantung dari perkembangannya, terutama  pembelahan dan pembesaran sel. Selain itu, adanya kematiansel pada daerah-daerah tertentu selama perkembangan daun berlangsung juga dapat menentukan bentuk akhir dari suatu daun. Perkembangan daun seperti inilah yang merupakan  dasar  bagi  terbentuknya  basal  daun,  ujung  daun,  tepi  daun,  dan  bentuk geometri daun yang berbeda-beda.
            Palem kuning (Chrysalidocarpus lutescens) merupakan tanaman monokotil sehingga tunjolan bakal daunnya berbetnuk kerah, pangkal bakal daunnya menempati keliling batang cukup panjang dan helaian terbagi menjadi anak-anak daun yang tidak bertangkai. Hal inilah yang membedakan palem kuning (Chrysalidocarpus lutescens) dengan jenis daun majemuk lainnya sehingga pada handout (Ali, 2004) tanaman ini disebut dengan daun majemuk semu. Penamaan tersebut dikarenakan perkembangan daun majemuknya, dimana pada lipatan adaksial terbentuk jaringan pembuluh sedangkan pada lipatan abaksialnya memisah dan rakhisnya memanjang sehingga anak daun terpisah tanpa tangkai. (Ali, 2004). Helaian anak daunnya memanjang akibat perkembangan meristem apikal dan interkalar.
                        Filisium (Filicium decipiens), merupakan tanaman dikotil, sehingga tonjolan bakal daunnya berbentuk pasak, pangkal bakal daunnya hanya sedikit melingkari batang dan helaiannya terbagi menjadi anak-anak daun bertangkai dan menyisakan sedikit berkas daun menempel pada ibu tangkai. Hal tersebut membuktikan bahwa daun majemuk merupakan daun tunggal yang mempunyai torehan terlalu dalam sehingga membentuk helaian daun sendiri. Pada filisium (Filicium decipiens), helaian anak daun yang memanjang disebabkan karena meristem marjinalnya terus aktif sedangkan pada helaian daun yang menempel pada ibu tangkai, meristem marjinalnya aktif namun terhenti saat ukurannya masih kecil.
            Randu (Ceiba pentandra) merupakan tanaman dikotil sehingga tonjolan bakal daunnya berbentuk pasak, pangkal bakal daunnya hanya sedikit melingkari batang, helaiannya terbagi menjadi anak-anak daun bertangkai. Helaian anak daunnya panjang menandakan meristem apikal dan meristem interkalarnya aktif. Daunnya membentuk torehan yang dalam sehingga membentuk helaian sendiri yang menjadi tanda bahwa meristem marjinalnya tidak aktif pada bagian tertentu.
            Kembang merak (Caesalpinia pulcherrima) merupakan tanaman dikotil sehingga tonjolan bakal daunya berbentuk pasak, pangkal bakal daunnya hanya sedikit melingkari batang dan helaian daunnya terbagi menjadi anak-anak daun bertangkai. Pada daun kembang merak terjadi perkembangan meristem marjinal dan meristem interkalar secara aktif. Kembang merak merupakan daun majemuk yang menyirip ganda, ganda itu juga disebabkan adanya meristem marjinal yang tidak aktif pada beberapa bagian helaian anak daun pada tangkai tingkat satu.
            Turi (Sesbania grandiflora) merupakan tanaman dikotil sehingga tonjolan bakal daunya berbentuk pasak, pangkal bakal daunnya hanya sedikit melingkari batang dan helaian daunnya terbagi menjadi anak-anak daun bertangkai. Pada daun turi  (Sesbania grandiflora) terjadi perkembangan meristem marjinal dan meristem interkalar secara aktif.
            Putri Malu (Mimosa pudica) merupakan tanaman dikotil sehingga tonjolan bakal daunya berbentuk pasak, pangkal bakal daunnya hanya sedikit melingkari batang dan helaian daunnya terbagi menjadi anak-anak daun bertangkai. Termasuk ke dalam daun majemuk campuran, hal ini disebabkan karena perkembangan meristem marjinal pada pada tangkai tingkat satu tidak aktif sehingga membentuk helaian daun sendiri.

J. KESIMPULAN'
1.      Daun majemuk dipandang seperti daun tunggal yang memiliki torehan begitu dalam sehingga bagian satu dan bagian yang lain terpisah dan masing-masing merupakan helaian daun tersendiri.
2.      Bagian-bagian yang dapat dijumpai pada daun majemuk yaitu:
a.       Ibu tangkai daun (Petiolus communis)
b.      Tangkai anak daun (Petiololus)
c.       Anak daun (Foliolum)
d.      Upih daun (Vagina)
3.      Penggolongan daun majemuk:
a.       Daun majemuk menyirip (pinnatus)
b.      Daun majemuk menjari (palmatus)
c.       Daun majemuk bangun kaki  (pedatus)
d.      Daun majemuk campuran (digitato pinnatus)

K. SARAN
1. Pada praktikuim morfologi daun, sebaiknya melakukan pengamatan pada beberapa daun sehingga tidak timbul kessalahan atau keraguan untuk menentukan tipe daun, misalkan disebabkan daun sudah gugur dan sebagainya.
2. Melakukan pengamatan dengan teliti sehingga mendapatkan hasil yang tepat.

I. DAFTAR RUJUKAN
 http://www.scribd.com/doc/40468685/DAUN-MAJEMUK2-1
file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR.../Handout_mortum_2.pdf
Tjitrosoepomo,G. 1985. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Moertolo, Ali. 2004. Daun dan Alat Tambahan. (handout)